Bagi penyuka ponsel Android, tentunya nama Google Pixel sudah tidak asing lagi. Ponsel besutan Google ini terkenal memiliki hasil foto yang menakjubkan. Meski begitu, sebenarnya spesifikasi kameranya biasa-biasa saja. Dari Pixel 1 hingga Pixel 3, hanya terdapat 1 buah kamera, itupun dengan resolusi 12 megapixel saja. Lalu bagaimana bisa menghasilkan foto yang apik?
Kuncinya ada di software. Google sebagai perusahaan software percaya bahwa gambar yang baik bisa didapat dari hasil pemrosesan. Nah kekuatan pemrosesan gambar ini ada di aplikasi Google Camera. Aplikasi kamera ini dikembangkan oleh Google sendiri. Namun sayangnya, aplikasi ini secara resmi hanya bisa digunakan di ponsel Pixel.
Namun tak perlu khawatir, banyak pengembang di luar sana yang telah berhasil membuat port atau modifikasi dari aplikasi ini sehingga dapat digunakan di ponsel non Pixel. Tapi sebelum menuju ke sana, mari kita tilik dulu beberapa keunggulan Google Camera dibanding aplikasi kamera bawaan ponsel kebanyakan.
Perhatian: Saat artikel ini di-update (Mei 2021) Apple mulai dari iPhone 11 telah menghadirkan fitur serupa dengan nama Night Mode. Selain hampir semua produsen ponsel Android telah menyematkan fitur serupa di ponsel keluaran terbaru. Sehingga hasil yang didapat tidak jauh berbeda.
Fitur HDR+
Fitur ini menghadirkan gambar yang super jernih, sekaligus menyamaratakan tingkat kecerahan gambar. Fitur ini sebenarnya sudah ada di aplikasi Google Camera sejak sebelum ponsel Pixel dibuat. Namun harus secara dinyalakan secara manual, sebab kekuatan prosesor ponsel kala itu belum sekuat sekarang.
Pada umumnya, HDR didapat dengan jalan menggabungkan beberapa foto sekaligus. Namun di aplikasi Google Camera, mengambil foto dengan HDR+ serasa seperti mengambil foto biasa.
Disini letak kecerdikannya. Aplikasi secara terus menerus menyimpan foto meski kamu belum menekan tombol shutter. Dengan begitu, ketika tombol shutter ditekan, aplikasi akan menggabungkan beberapa foto terakhir untuk menciptakan foto dengan pencahayaan yang pas.
Karena kekuatan proses ponsel saat ini sudah memadai, maka HDR+ secara otomatis diaplikasikan di setiap foto yang kamu ambil menggunakan aplikasi Google Camera.
Fitur Portrait Mode
Ponsel pintar di tahun 2019 tidak akan lengkap tanpa fitur ini. Mode portrait memungkinkan untuk mengambil gambar dengan separasi yang jelas antara subjek dan latarnya dengan bantuan blur atau bokeh.
Secara teknis, fitur ini membutuhkan ponsel minimal dengan 2 kamera, satu untuk mengambil gambar dan yang lainnya untuk memetakan kedalaman ruang. Ponsel Google Pixel 1 hingga Pixel 3 hanya memiliki 1 kamera saja. Bagaimana Portrait Mode bisa dilakukan?
Google membekali aplikasi Google Camera dengan kecerdasan buatan (AI) yang dapat membedakan subjek dari latarnya. Tentu hasilnya bisa bervariasi dan tidak seakurat apabila menggunakan dua kamera. Namun ketika saya coba, mode portrait bekerja dengan sangat baik. Mengingat ponsel Xiaomi saya hanya memiliki satu kamera saja!
Kiri, foto normal yang diambil dengan mode HDR+. Kanan, efek blur/bokeh didapat dengan pemrosesan AI di ponsel dengan kamera tunggal. Hasilnya sangat memuaskan.
Aplikasi GCam akan menyimpan dua foto, satu tanpa efek blur, dan yang lain dengan blur atau bokeh. Apabila menggunakan Google Photo sebagai aplikasi gallery, kamu bahkan bisa mengatur kembali intensitas blur yang kamu inginkan.
Fitur Night Sight
Fitur yang paling diandalkan dari Google Camera adalah Night Sight. Mode ini memungkinkan foto yang cerah dapat diambil di situasi cahaya yang kurang. Sebelum Google Pixel, Huawei memang yang pertama menghadirkan fitur ini di ponsel Android. Namun menurut saya, hasil yang didapat dari Pixel lebih baik.
Cara kerjanya mirip seperti HDR+, yaitu menggabungkan beberapa foto sehingga menghasilkan foto yang jernih. Namun bedanya, proses ini memakan sekitar 2 hingga 5 detik, tergantung dengan kondisi pencahayaan. Selama proses berlangsung tak boleh ada gerakan dari si pengambil foto maupun yang difoto. Sehingga mode ini lebih cocok untuk pemandangan atau objek diam.
Berikut langsung ini contoh hasil Night Sight yang diambil dari aplikasi GCam di Xiaomi Redmi 5 Plus milik saya.
Kiri: Foto diambil menggunakan GCam HDR+. Kanan: Foto diambil menggunakan Night Sight. Hasil kiri lebih mirip dengan situasi asli ketika dilihat langsung dengan mata, namun kanan lebih terang dan jernih.
Atas: foto diambil dengan mode HDR+. Mirip dengan apa yang dilihat mata. Bawah: hasil foto Night Sight. Foto diambil handheld / tanpa tripod. Hasil mode Night Sigh melampaui penglihatan mata.
Kiri: Foto diambil menggunakan GCam HDR+. Kanan: Foto diambil menggunakan Night Sight. Hasilnya tak terlalu berbeda, namun hasil Night Sight lebih jernih dan bebas noise.